Behel dan Splint Gigi: Fungsi, Perawatan, dan Risiko
Behel (kawat gigi) dan splint gigi adalah alat yang sering digunakan dalam kedokteran gigi untuk memperbaiki posisi gigi, mengganti fungsi gigitan, atau melindungi jaringan rahang. Perawatan ini dapat diperlukan untuk masalah ortodontik, nyeri temporomandibular, atau setelah trauma. Memahami tujuan, proses pemasangan, perawatan harian, dan potensi efek samping membantu pasien membuat keputusan yang lebih tepat bersama profesional gigi.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan bukan nasihat medis. Konsultasikan profesional perawatan kesehatan gigi yang berkualifikasi untuk saran dan perawatan yang disesuaikan.
Apa itu behel dan kapan diperlukan?
Behel adalah perangkat ortodontik yang dirancang untuk menggerakkan gigi secara bertahap ke posisi yang lebih ideal. Indikasi umum pemasangan behel meliputi gigi berjejal, celah antar gigi yang berlebih, gigitan silang, overbite atau underbite, serta kebutuhan estetika atau fungsional lainnya. Pemasangan biasanya diawali pemeriksaan radiografi, cetakan atau scan digital, lalu perencanaan pergerakan gigi oleh dokter gigi spesialis ortodonti. Durasi perawatan bervariasi, biasanya antara beberapa bulan hingga beberapa tahun, bergantung pada kompleksitas kasus dan usia pasien.
Selain aspek kosmetik, behel yang dipasang dengan tepat dapat meningkatkan fungsi pengunyahan, membantu kebersihan gigi jangka panjang, dan mengurangi risiko keausan tidak merata pada gigi.
Apa itu splint gigi dan fungsinya?
Splint gigi adalah alat yang umumnya dibuat dari plastik keras atau bahan akrilik yang dipasang di atas gigi atas atau bawah. Fungsinya beragam: melindungi gigi dari bruxism (menggemeretakkan gigi), mengurangi tekanan pada sendi temporomandibular (TMJ), menstabilkan gigi setelah trauma atau operasi, serta membantu redistribusi gaya gigitan pada pasien dengan masalah oklusi. Splint dapat bersifat jangka pendek untuk pemulihan akut atau jangka panjang untuk kondisi kronis.
Pembuatan splint melibatkan pengambilan cetakan gigi agar alat pas dan nyaman. Penggunaan yang tepat dan pemantauan oleh dokter gigi penting untuk menghindari perubahan gigitan yang tidak diinginkan.
Proses pemasangan dan perawatan rutin
Proses pemasangan behel dimulai dengan konsultasi dan rencana perawatan yang mencakup foto, rontgen, dan pengukuran. Setelah itu, bracket dipasang pada tiap gigi dan kawat pengikat dipasang untuk memberikan tekanan terkontrol. Kontrol berkala biasanya setiap 4–8 minggu untuk mengatur kawat dan memantau kemajuan. Perawatan kebersihan sangat penting: menyikat gigi setelah makan, membersihkan sisa makanan di sekitar bracket, dan memakai benang gigi khusus jika diperlukan. Hindari makanan keras atau lengket yang dapat merusak behel.
Untuk splint, setelah cetakan diambil dan splint dibuat, dokter akan menyesuaikan titik kontak agar pas. Perawatan meliputi pembersihan rutin splint dengan sikat lembut dan sabun non-abrasif, menyimpannya di tempat kering ketika tidak dipakai, dan pemeriksaan berkala untuk menilai keausan atau kebutuhan penyesuaian.
Pilihan material dan perbedaan umum
Behel tersedia dalam beberapa jenis: bracket logam konvensional, bracket keramik yang lebih estetik, dan sistem aligner transparan yang dapat dilepas (untuk kasus tertentu). Masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan terkait kekuatan, visibilitas, dan kebiasaan perawatan. Splint biasanya dibuat dari material akrilik keras atau bahan termoplastik; material yang lebih keras memberikan stabilitas sedang material yang lebih lunak kadang dipakai untuk kenyamanan pada kasus mulut sensitif.
Pemilihan material sebaiknya berdasarkan evaluasi klinis, gaya hidup pasien, dan tujuan perawatan. Diskusikan pro dan kontra setiap pilihan dengan dokter gigi atau spesialis ortodonti.
Risiko, efek samping, dan kapan harus berkonsultasi
Efek samping behel dapat meliputi ketidaknyamanan awal, iritasi pada pipi atau bibir, sensitivitas gigi sementara, serta risiko demineralisasi atau karies jika kebersihan buruk. Splint yang tidak tepat dapat menyebabkan perubahan oklusi atau ketergantungan jika dipakai tanpa pemantauan. Adanya nyeri yang menetap, pembengkakan, perubahan bicara yang signifikan, atau retakan pada alat harus segera dikonsultasikan.
Kunjungan rutin ke penyedia layanan gigi memastikan masalah terdeteksi dini. Untuk masalah mendesak seperti perdarahan, lepasan bracket besar, sulit menutup gigitan, atau nyeri hebat pada sendi rahang, sebaiknya mencari layanan lokal atau prosedur darurat sesuai arahan profesional.
Kesimpulan
Behel dan splint gigi adalah alat terapeutik yang berguna untuk memperbaiki fungsi, mengurangi nyeri, dan melindungi struktur gigi rahang. Keberhasilan perawatan tergantung pada penilaian profesional, pilihan material yang sesuai, kepatuhan pasien pada perawatan dan pemeriksaan berkala. Karena kondisi tiap pasien berbeda, diskusi langsung dengan dokter gigi atau ortodontis yang berpengalaman penting untuk menentukan langkah yang paling tepat.